Selasa, 06 November 2018

APA YANG SEBENARNYA KUCARI?

APA YANG SEBENARNYA KUCARI?

Jaminan kerja di perusahaan ternama?
Memiliki pengalaman tinggi di luar negeri?
Ingin membuktikan kepada orang-orang bahwa aku mampu hidup mandiri?
Ingin membuktikan bahwa hidupku lebih baik daripada mereka yang pernah merendahkanku?
Ingin posting gambar di instagram?
Mengapa aku sedangkal ini?
Apa yang sebenarnya kucari?

Dan, bila memang aku telah mendapatkan semua itu, lalu apa? Apakah itu kesuksesan yang nyata? Atau kamuflase yang terlihat indah di instagram?

Jika kesukssan adalah mendapat deretan nilai sempurna, dukungan dosen untuk melanjutkan kuliah, IPK cum laude, maka aku sudah sukses.

Sayangnya, kesuksesan tidak sedangkal itu. Perjuangan sesungguhnya baru akan terjadi setelah kita lulus. Dan, satu-satunya yang kuketahui setelah lulus adalah “aku tak ingin memiliki pekerjaan yang sesuai dengan jurusan kuliahku”. Ini adalah strategi terbodoh, aku tau. Mungkin jurusan kuliahmu dibutuhkan di banyak bidang di Indonesia. Namun, nanti, setelah kamu lulus, kamu akan tau betapa bedanya dunia pekerjaan dengan apa yang kamu pelajari di bangku kuliah. Keahlian dan minatku, saat itu, terletak pada pemahaman algoritma, system analisa, dan hal-hal yang cenderung akademik. Namun, di Indonesia, pasar untuk jurusan ini sangat berbeda dengan apa yang kuminati. Kantor-kantor di Indonesia membutuhkan sesuatu yang sebenarnya umum dan mudah, seperti pengembang web dan aplikasi, yang sayangnya bukan keahlianku, bukan sesuatu yang kuminati.  Aku tak ingin dating ke sebuah perusahaan, berbohong kepada diriku sendiri dan perusahaan, bahwa aku menyukai ini, Because I won’t.

Dulu, orang-orang pernah bilang “Jurusan ini penting, dibutuhkan banget sama banyak orang.” Namun, mereka tak pernah mengingtkanku bahwa, meski ini dibutuhkan oleh banyak orang, itu tak menjamin apa-apa. Contohnya, lihat aku, minat dan keahlianku berbeda dengan apa yang dibutuhkan banyak orang. Untuk mendalami keahlianku dan bisa tereksekusi dengan baik, aku butuh melanjutkan kuliahku di jenjang S2, dimana saya pun ingin melakukannya, tetapi finansial adalah masalah utama, saat ini. Sementara itu, melihat lowongan pekerjaan hanya menyakiti hatiku karena tak pernah sesuai dengan keahlianku.

Lalu, suatu hari, aku mencoba berkontemplasi. Membayangkan bila aku tak pernah memilih jurusan ini.

Katakanlah, aku memilih jurusan kedokteran. Aku yang polos dan terombang-ambing pasti akan berkata, “enak ya mereka yang kuliah kedokteran. Meskipun kuliahnya lama dan susah, tapi tetap dibutuhkan sama masyarakat. Kehidupannya jelas.” Namun, kini aku lebih dewasa dan bisa melihat lebih jelas: tak ada yang menjamin di dunia ini. Aku tau beberapa dokter yang harus rela di bayar sekitar satu juta diawal karirnya. Padahal, dia telah belajar bertahun-tahun, mengikuti coass yang teramat melelahkan, dan dia rela mengabdi kepada masyarakat dan memerima gaji, yang bagi orang-orang lain, kecil. Aku tau para dokter yang harus rela berpisah jauh dari keluarganya dalam waktu yang lama atau bahkan tidak ditentukan, untuk pergi ke pedalaman, mengabdi di sana.

Katakanlah, aku memilih jurusan Teknik Pertambangan. Aku yang putus asa pasti berkata, “Yah, namanya juga hidup, ngga ada yang enak. Harusnya aku melawan rasa takutku dan memilih jurusan ini. Toh, rasa sulitnya terbayar dengan tabungan yang berlimpah”. Namun kini, aku lebih dewasa dan bisa melihat lebih jelas: tak ada yang menjamin di dunia ini, kita bisa melihat bahwa harga minyak telah mengalami penurunan, sumber daya alam ini akan habis pada suatu masa. Negara arab Saudi, sebagai salah satu Negara dengan minyak yang berlimpah, telah merencanakan Saudi Vision 2030, dengan harapan menemukan sumber pemasukan utama lain selain minyak, yang akan habis.

Katakanlah, aku memilih jurusan yang sesuai dengan minatku, seni. Aku yang polos dan terombang-ambing pasti berkata, “Enak ya, bisa kuliah di jurusan yang cocok sama minat.” Namun kini, aku lebih dewasa dan bisa melihat lebih jelas: tak ada yang menjamin di dunia ini. Mungkin aku menyukainya, tapi ini bukanlah jalan yang mudah. Akan ada kejenuhan yang tak terelakkan. Selalu ada momen yang membuat ingin menyerah, mencari sesutau yang lebih baru, yang lebih menyenangkan dari itu. Selau ada orang-orang yang mengintimidasimu, “Nggak bisa lho, selamanya hidup dari seni.”

Dan sampai di sini, aku tiba di satu poin: memang, tidak ada yang menjamin di dunia ini. Mau kamu berada di jurusan Kedokteran, Teknik atau apapun itu, sungguh itu tak menjamin kesuksesan dalam hidupmu.

Dan, kesuksesan seseorang di masa depan nanti sama sekali tak ada hubungan dengan jurusan yang dipilih. Namun, akan ada orang yang sukses, sesuai dengan jurusan yang dipilihnya. Semua sudah ada bagiannya, terjamin, oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa atas Segala Sesuatu. Kita saja yang belum tau apa yang terjadi di halaman berikut dari buku kehidupan kita. Tetapi Allah sudah tau yang terbaik untuk kita. Dan, Dia Maha Mengeahui, sedangkan kita tidak.

Dan, jika, suatu saat nanti aku tidak pernah berkeliling dunia dan tak pernah mendapatkan apapun yang diinginkan, berarti itu bukan jalan kesuksesanku. But there must be another way. Kalau tidak di sini, bukan di dunia ini, tak masalah. Yang terpenting, bagiku adalah, kesuksesan yang permanen, yang hanya ada di Kehidupan Setelah Kematian.

So, yah. Bagiku, kesuksesan di dunia ini adalah bisa merasa cukup. Dan, lihat, bukankah makna kesuksesan tak ada hubungannya dengan jurusan yang kau pilih?

Maka, pilihlah sesuatu yang paling menarik hatimu secara keilmuan. Setelah kamu menetukan pilihanmu, sungguh-sungguhlah dalam belajar. Jika kamu tidak memahaminya, jangan menyerah. Jika kamu tidak menyukainya, belajarlah untuk meyukainya.

Karena sungguh, meski aku menghabiskan empat tahun belajar sesuatu yang pada akhirnya tidak kutekuni untuk saat ini, aku tidak menyesal sedikit pun. Aku bisa melanjutkan S2, hingga S3 jika waktu yang tepat telah tiba. Dan, pada akhirnya, tak ada penyesalan bagi orang-orang yang belajar. Mereka belajar, so they find something.

Aku mensyukuri segala hal yang telah terjadi, semuanya.


Kamis, 21 Juni 2018

Masa Depan Bangsa Yahudi Menurut Al-Qur’an dan Sunnah

Oleh: Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali
Nubuwat al-Qur’an Tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi
Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin yang dimuliakan Allah… Berbesar hatilah, karena Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا  فَإِذَا جَاء وَعْدُ أُولاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَّنَا أُوْلِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُواْ خِلاَلَ الدِّيَارِ وَكَانَ وَعْدًا مَّفْعُولاً  ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُم بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا  إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا فَإِذَا جَاء وَعْدُ الآخِرَةِ لِيَسُوؤُواْ وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُواْ الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُواْ مَا عَلَوْاْ تَتْبِيرًا  عَسَى رَبُّكُمْ أَن يَرْحَمَكُمْ وَإِنْ عُدتُّمْ عُدْنَا وَجَعَلْنَا جَهَنَّمَ لِلْكَافِرِينَ حَصِيرًا
“Dan Telah kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi Ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”. Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana. Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai. Mudah-mudahan Tuhanmu akan melimpahkan rahmat(Nya) kepadamu; dan sekiranya kamu kembali kepada (kedurhakaan) niscaya kami kembali (mengazabmu) dan kami jadikan Neraka Jahannam penjara bagi orang-orang yang tidak beriman.” ( QS al-Israa’ 17:4-8)
Pertama : Ayat ini menegaskan terjadinya dua kerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil. Sekiranya dua kerusakan yang dimaksud sudah terjadi pada masa lampau, maka sejarah telah mencatat bahwa Bani Israil telah berbuat kerusakan berkali-kali, bukan hanya dua kali saja. Akan tetapi yang dimaksudkan di dalam Al-Qur’an ini merupakan puncak kerusakan yang mereka lakukan. Oleh karena itulah Allah mengirim kepada mereka hamba-hamba-Nya yang akan menimpakan azab yang sangat pedih kepada mereka.
Kedua : Dalam sejarah tidak disebutkan kemenangan kembali Bani Israil atas orang-orang yang menguasai mereka terdahulu. Sedangkan ayat di atas menjelaskan bahwa Bani Israil akan mendapatkan giliran mengalahkan musuh-musuh yang telah menimpakan azab saat mereka berbuat kerusakan yang pertama. Allah mengatakan : “Kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali.”
Ketiga : Sekiranya yang dimaksudkan dengan dua kerusakan itu adalah sesuatu yang telah terjadi, tentulah tidak akan diberitakan dengan lafazh idza, sebab lafazh tersebut mengandung makna zharfiyah (keterangan waktu) dan syarthiyah (syarat) untuk masa mendatang, bukan masa yang telah lalu. Sekiranya kedua kerusakan itu terjadi di masa lampau, tentulah lafazh yang digunakan adalah lamma bukan idza. Juga katalatufsidunna (Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan), huruf laam dan nuun berfungsi sebagai ta’kid(penegasan) pada masa mendatang.
Keempat : Demikian pula firman Allah : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana” menunjukkan sesuatu yang terjadi pada masa mendatang. Sebab tidaklah disebut janji kecuali untuk sesuatu yang belum terlaksana.
Kelima : Para penguasa dan bangsa-bangsa yang menaklukan Bani Israil dahulu adalah orang-orang kafir dan penyembah berhala. Namun bukankah Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengatakan dalam ayat di atas : “Kami datangkan kepadamu hamba-hamba kami yang mempunyai kekuatan yang besar”. Sifat tersebut mengisyaratkan bahwa mereka itu adalah orang-orang yang beriman, bukan orang-orang musyrik atau penyembah berhala. Pernyertaan kata “Kami” dalam kalimat di atas sebagai bentuk tasyrif (penghormatan). Sementara kehormatan dan kemuliaan itu hanyalah milik orang-orang yang beriman.
Keenam : Dalam aksi pengrusakan kedua yang dilakukan oleh Bani Israil terdapat aksi penghancuran bangunan-bangunan yang menjulang tinggi (gedung pencakar langit). Sejarah tidak menyebutkan bahwa pada zaman dahulu Bani Israil memiliki bangunan-bangunan tersebut.
Kesimpulan : Hakikat dan analisa ayat-ayat di atas menegaskan bahwa dua aksi pengerusakan yang dilakukan oleh Bani Israil akan terjadi setelah turunnya surat al-Israa’ di atas.
Realita : Sekarang ini bangsa Yahudi memiliki daulah di Baitul Maqdis. Mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuhi kaum wanita, orang tua, anak-anak yang tidak mampu apa-apa dan tidak dapat melarikan diri. Mereka membakar tempat isra’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan merobek-robek kitabullah. Mereka melakukan kejahatan di mana-mana hingga mencapai puncaknya.
Mereka menyebarkan kenistaan, kemaksiatan, kehinaan, pertumpahan darah, pelecehan kehormatan kaum muslimin, penyiksaan dan pelanggaran perjanjian.

Jadi, aksi pengerusakan yang kedua sedang berlangsung sekarang dan telah mencapai titik klimaks dan telah mencapai puncaknya. Sebab tidak ada lagi aksi pengerusakan yang lebih keji daripada yang berlangsung sekarang.
Adakah aksi yang lebih keji daripada membakar rumah Allah?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih jahat daripada merobek-robek kitabullah dan menginjak-injaknya?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih sadis daripada membunuhi anak-anak, orang tua dan kaum wanita serta mematahkan tulang mereka dengan bebatuan?
Adakah aksi pengerusakan yang lebih besar daripada pernyataan perang secara terang-terangan siang dan malam melawan Islam dan para juru dakwahnya?
Sungguh demi Allah, itu semua merupakan aksi pengerusakan yang tiada tara!!!
Lalu Allah Azza wa Jalla melanjutkan firman-Nya : “dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai”.
Artinya, hamba-hamba Allah kelak akan meruntuhkan apa saja yang dibangun dan dikuasai oleh bangsa Yahudi. Mereka akan menggoyang benteng Yahudi dan meluluhlantakkan serta meratakannya dengan tanah. Sebelumnya, tidak pernah disaksikan bangunan-bangunan menjulang tinggi di tanah Palestina kecuali pada masa kekuasaan Zionis sekarang ini. Gedung-gedung pencakar langit dan rumah-rumah pemukiman dibangun di setiap jengkal tanah Palestina yang diberkahi.
Kami katakan kepada mereka : Dirikanlah terus wahai anak keturunan Zionis, tinggikan bangunan sesukamu! Sesungguhnya kehancuran kalian di situ dengan izin Allah. 

Dan tak lama lagi kalian akan luluhlantak dan tertimpa bangunan kalian itu! Dan Allah takkan memungkiri janjinya : “dan Itulah ketetapan yang pasti terlaksana”.
Penguasaan Masjidil Aqsha tidak disebutkan pada kali yang pertama dan disebutkan pada kali yang kedua.
Sebab penguasaan Masjidil Aqsha oleh kaum muslimin akan berakhir. Kalaulah belum berakhir berarti penguasaan yang kedua merupakan lanjutan dari yang pertama. Akan tetapi berhubung penguasaan Masjidil Aqsha yang pertama akan berakhir, maka penguasaan untuk yang kedua kalinya merupakan peristiwa baru.
Dan itulah realita yang terjadi! Penguasaan pertama telah berakhir sesudah bangsa Yahudi menguasai al-Quds serta beberapa wilayah tanah Palestina lainnya dalam satu serangan yang sangat sporadis pada tahun 1967, orang-orang menyebutnya tahun kekalahan. Sebelumnya pada tahun 1948 mereka sebut dengan tahun kemalangan.
Penguasaan yang pertama berakhir disebutkan karena adanya faktor penghalang yang menghalangi kaum muslimin untuk menguasainya. Penghalang itu merupakan musuh bagi Islam dan kaum muslimin. Dan cukuplah Yahudi sebagai musuh bebuyutan yang sangat menentang Islam, kaum muslimin dan para pembela Islam.
Maka kita harus membebaskan tanah kita yang dirampas dan membuat perhitungan dengan mereka serta menyalakan api kebencian terhadap mereka!!! Sudah tergambar pada wajah mereka tanda-tanda kemalangan dan kehinaan.
Kaum muslimin akan kembali menguasai Masjidil Aqsha –insya Allah- sebagaimana kaum salafus shalih menguasainya pertama kali. Sebab kehancuran kedua yang telah dijanjikan oleh Allah dalam firman-Nya : “dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama”.
Kita sedang menanti peristiwa itu sebagai kebenaran janji Allah dan kebenaran berita-berita RasulullahShallallahu ‘alaihi wa Salam. Pada hari itu kaum muslimin bergembira dengan pertolongan dari Allah Azza wa Jalla.[2]
Nubuwat as-Sunnah ash-Shahihah tentang Kebinasaan Bangsa Yahudi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah mengabarkan bahwa kaum muslimin akan berperang melawan bangsa Yahudi, beliau Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda :
“Tidak akan tiba hari kiamat sehingga kaum muslimin berperang melawan Yahudi. Sampai-sampai apabila orang Yahudi bersembunyi di balik pepohonan atau bebatuan, maka pohon dan batu itu akan berseru, ‘wahai Muslim, wahai hamba Allah, ini orang Yahudi ada bersembunyi di balikku, kemarilah dan bunuhlah ia.’ Kecuali pohon Ghorqod, karena ia adalah pohon Yahudi.” (Muttafaq ‘alaihi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu).
Diriwayatkan oleh Syaikhaini (Bukhari dan Muslim) dari Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda : “Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi, sampai-sampai mereka bersembunyi di balik batu, maka batu itupun berkata, ‘wahai hamba Allah, ini ada Yahudi di belakangku, bunuhlah dia!’.”
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa :
Pertama : Akan datang masa sebelum datangnya hari kiamat bahwa kaum muslimin dan bangsa Yahudi akan mengalami peperangan besar dan ini adalah suatu hal yang pasti akan terjadi.
Kedua : Bangsa Yahudi akan dibantai oleh kaum muslimin, dan hal ini terjadinya di bumi Palestina, dan saat itu seluruh pepohonan dan bebatuan yang dijadikan tempat persembunyian bangsa Yahudi akan berseru memanggil kaum muslimin untuk membunuh mereka, kecuali pohon Ghorqod.
Ketiga : Hal ini menunjukkan bahwa kemenangan berada di tangan Islam dan kehinaan akan meliputi bangsa Yahudi yang terlaknat dan terkutuk.
Keempat : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda “latuqootilunna” (Kalian benar-benar akan membunuhi kaum Yahudi) yang disertai dengan lam dan nun sebagai ta’kid(penegasan) akan kepastian hal ini. Khithab (seruan) Nabi ini adalah kepada para sahabat, hal ini menunjukkan secara sharih bahwa masa depan adalah milik Islam saja –biidznillahi-, namun haruslah dengan metode para sahabat Nabi dan kaum salaf yang shalih.
Kelima : Berkaitan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu di atas, dimana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda tentang seruan batu dan pohon : “Wahai muslim, wahai hamba Allah…” yang menunjukkan manhaj tarbawi (pendidikan) ishlahi (pembenahan) yang ditegakkan di atas manifestasi tauhid dan al-‘Ubudiyah (penghambaan) yang merupakan cara di dalam menegakkan syariat Islam di muka bumi dan melanggengkan kehidupan Islami berdasarkan manhaj nabawi.[3]
Tha`ifah al-Manshurah adalah Pembebas Negeri Syam al-Muqoddasah
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberkahi negeri Syam di dalam kitab-Nya al-Majid (yang terpuji) di dalam 5 ayat, sebagai berikut :
“Dan kami selamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia.” (QS al-Anbiyaa’ 21:71)
“Dan (telah kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya, dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS al-Anbiyaa’ 21:81)
“Dan kami pusakakan kepada kaum yang telah ditindas itu, negeri-negeri bahagian timur bumi dan bahagian baratnya yang telah Kami beri berkah padanya, dan telah sempurnalah perkataan Tuhanmu yang baik (sebagai janji) untuk Bani Israil disebabkan kesabaran mereka, dan kami hancurkan apa yang telah dibuat Fir’aun dan kaumnya dan apa yang telah dibangun mereka.” ( QS al-A’raaf 7:137)
“Dan kami jadikan antara mereka dan antara negeri-negeri yang kami limpahkan berkat kepadanya, beberapa negeri yang berdekatan dan kami tetapkan antara negeri-negeri itu (jarak-jarak) perjalanan, berjalanlah kamu di kota-kota itu pada malam hari dan siang hari dengan dengan aman.” (QS Sabaa` 34:18)
“Maha Suci Allah, yang Telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya.” ( QS al-Israa` 17:1)
Seluruh ayat di atas menunjukkan akan keutamaan dan keberkahan negeri Syam, tidak diketahui adanya perselisihan para ulama tafsir tentangnya. Negeri Syam adalah negeri yang memiliki fadhilah (keutamaan) dibandingkan negeri-negeri lainnya.
Di negeri inilah risalah-risalah kenabian banyak diturunkan, para rasul banyak diutus dan menjadi tempat hijrah para Nabi Allah. Di dalamnya terdapat kiblat pertama kaum muslimin, di-isra`kannya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Di dalamnya Dajjal akan binasa di tangan al-Masih ‘alaihi Salam, demikian pula Ya’juj dan Ma’juj serta bangsa Yahudi akan binasa.
Namun negeri ini kini terampas dan terjajah, dirampas dan dijajah oleh bangsa terburuk di muka bumi ini. Namun penjajahan mereka atas bumi Palestina dan Syam adalah penggalian kuburan bagi mereka sendiri. Karena Nabi yang mulia telah memilih negeri ini sebagai bangkitnya ath-Tha`ifah al-Manshurah (golongan yang mendapat pertolongan) yang akan membinasakan bangsa Yahudi dan membebaskan negeri Syam dari kekuasaan mereka serta menegakkan Islam sebagai agama yang haq.
Berikut ini adalah hadits-hadits yang menjelaskannya:
Pertama : Hadits ‘Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku, yang berperang di atas kebenaran, yang menampakkan (kebenaran) terhadap orang-orang yang mencela mereka, hingga terbunuhnya orang yang terakhir dari mereka, yaitu al-Masih ad-Dajjal.” (HR Abu Dawud : 2484; Ahmad : IV/329 dan IV/343; ad-Daulabi dalam al-Kuna : II/8; al-Lalika`i dalam Syarh I’tiqod ‘Ushulis Sunnah no. 169; dan al-Hakim : IV/450; dari jalan Hammad bin Salamah, meriwayatkan dari Qotadah, dari Mutharif).
Al-Hakim berkata : “Shahih menurut syarat Muslim” dan Imam adz-Dzahabi menyepakatinya. Syaikh Salim berkata : “Hadits ini sebagaimana yang dikatakan oleh al-Hakim”.
Dan menyertai (tabi’) riwayat ini adalah riwayat dari Abul ‘Alaa` bin asy-Syakhir dari saudaranya Mutharif, dikeluarkan oleh Ahmad (IV/434), dan Syaikh Salim berkomentar : “isnadnya shahih menurut syarat imam yang enam.”
Kedua : Hadits Salamah bin Nufail radhiyallahu ‘anhu : “Saat ini akan tiba masa berperang, akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (kebenaran) di hadapan manusia, Allah mengangkat hati-hati suatu kaum, mereka akan memeranginya dan Allah Azza wa Jalla menganugerahkan kepada mereka (kemenangan), dan mereka tetap dalam keadaan demikian, ketahuilah bahwa pusat negeri kaum mukminin itu berada di Syam, dan ikatan tali itu tertambat di punuk kebaikan hingga datangnya hari kiamat.” (HR Ahmad : IV/104; an-Nasa`i : VI/214-215; Ibnu Hibban : 1617-Mawarid; al-Bazzar dalam Kasyful Astaar : 1419; dari jalan al-Walid bin Abdurrahman al-Jarsyi dari Jabir bin Nufair.)
Syaikh Salim berkata : “Dan isnad ini shahih menurut syarat Muslim.”
Ketiga : Hadits Qurrah radhiyallahu ‘anhu : “Apabila penduduk negeri Syam telah rusak, maka tidak ada lagi kebaikan bagi kalian. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang mendapatkan pertolongan, tidaklah membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka hingga datangnya hari kiamat.” (HR at-Tirmidzi : 2192; Ahmad : V/34; al-Lalika`i : 172; Ibnu Hibban : 61; al-Hakim di dalam Ma’rifatu ‘Ulumul Hadits hal. 2; dari jalan Syu’bah bin Mu’awiyah bin Qurrah, dari ayahnya secara marfu’)
Imam at-Tirmidzi berkata : “hadits hasan shahih.” Syaikh Salim berkomentar : “Hadits ini shahih menurut syarat Syaikhaini (Bukhari dan Muslim).”
Keempat : Hadits Sa’ad bin Abi Waqqosh radhiyallahu ‘anhu yang memiliki dua lafazh yang berbeda, yaitu :
Pertama : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang menampakkan (diri) di atas kebenaran, yang senantiasa perkasa hingga hari kiamat.” (HR al-Lalika`i di dalam Syarh Ushul I’tiqod Ahlis Sunnah wal Jama’ah : 170).
Kedua : Beliau berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” (HR Muslim : XIII/68-Nawawi; Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah : III/95-96; as-Sahmi di dalam Tarikh Jurjaan : 467; dan selainnya dari jalan Abu Utsman al-Hindi)
Syaikh Salim berkomentar : “Iya, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam telah menjelaskan negeri al-Firqah an-Najiyah dengan penjelasan yang terang yang tidak ada lagi keraguan padanya, dan beliau mengabarkan bahwa negeri itu adalah Syam yang diberkahi dan penuh kebaikan.”
Dan penjelasan Syaikh Salim al-Hilali di sini ditopang oleh penjelasan berikut :
Hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh ‘Umair dari Malik bin Yakhomir, Mu’adz berkata : “Dan mereka ini (ath-Tha`ifah al-Manshurah) berada di Syam.” Dan ucapan ini dihukumi marfu’ karena tidaklah diucapkan dengan ra’yu (pendapat) dan ijtihad.
Hadits Sa’ad di atas : “Akan senantiasa penduduk Maghrib (barat) menampakkan kebenaran hingga datangnya hari kiamat.” Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu menukil dalam kitabnya Manaqib asy-Syam wa Ahluhu (hal. 72-77) ucapan Imam Ahmad bin Hanbal : “Penduduk Maghrib, mereka adalah penduduk Syam.
Syaikh Salim mengomentari : “Saya sepakat dengan dua alasan :
Pertama adalah, bahwa seluruh hadits-hadits di atas menjelaskan bahwa mereka adalah penduduk Syam.
Kedua, bahasa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan penduduk Madinah tentang “penduduk Maghrib (barat)” maksudnya adalah penduduk Syam, karena mereka (penduduk Maghrib) berada di barat mereka (Rasulullah dan para sahabatnya), sebagaimana bahasa mereka tentang “penduduk Masyriq (timur)” adalah penduduk Nejed dan Irak. Karena Maghrib (barat) dan Masyriq (timur) adalah perkara yang nisbi (relatif).
Seluruh negeri yang memiliki barat maka bisa jadi merupakan bagian timur bagi negeri lainnya dan sebaliknya. Dan yang menjadi pertimbangan di dalam ucapan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam ini tentang barat dan timur adalah tempat beliau mengucapkan hadits ini, yaitu Madinah.”
Kesimpulan : Negeri Syam adalah negeri ath-Tha`ifah al-Manshurah yang akan menampakkan kebenaran, tidaklah akan membahayakan mereka orang-orang yang menyelisihi dan mencela mereka, mereka akan mendapatkan kemenangan dari Allah dan mereka tetap dalam keadaan demikian sampai datangnya hari kiamat. Ath-Tha’ifah al-Manshurah inilah yang akan memenangkan Islam dan membebaskan negeri Syam dari belenggu penjajahan bangsa Yahudi yang terlaknat, dan merekalah yang akan membinasakan bangsa Yahudi terlaknat ini.
Catatan Kaki
[1] Sengaja kami pilih kata Nubuwat daripada kata ramalan, karena kata nubuwat lebih sesuai dan pantas daripada penggunaan kata ramalan. Kata ramalan seringkali berasosiasi dengan klenik, khurafat, takhayul ataupun metafisika. Sedangkan nubuwat maka asosiasinya adalah dengan wahyu : al-Qur’an atau as-Sunnah yang shahih.
[2] Disarikan dari “Jama’ah-Jama’ah Islamiyah Ditimbang Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah” (terj. Al-Jama’at al-Islamiyyah fi Dhou’il Kitaabi was Sunnah), karya Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly, pent. Ust. Abu Ihsan al-Atsari, Pustaka Imam Bukhari, Jilid I, cet. I, Juni 2003, hal. 90-108.
[3] Dipetik secara ringkas dan bebas dari artikel yang berjudul Haditsu Qitaali al-Yahuudi Riwaayatan
*Disarikan dari artikel yang berjudul ath-Tha`ifah al-Manshurah wal Bilaad al-Muqoddasah, karya Syaikh Abu Usamah Salim bin Ied al-Hilali, dalam Majalah al-Asholah, no. 30, th, V, hal. 17-21.

Jumat, 06 April 2018

MENIKAH TANPA PACARAN

Menikah Tanpa Pacaran
Hasil gambar untuk artikel menikah tanpa pacaran
Mungkin, sebagian besar dari kita akan berpikir, bagaimana mungkin kita akan menikah dengan orang yang tidak kita kenal sebelumnya? Kita tidak tahu bagaimana sesungguhnya ia, selain hanya profil singkat yang tertulis di selembar kertas berikut foto close-up yang diberikan kepada pimpinan untuk dita’arufkan.
Lalu dari profil berikut foto tersebut kita dipertemukan secara langsung dengannya bersama pimpinan. Tak banyak obrolan yang bisa diobrolkan dalam ta’aruf tersebut. Obrolan hanya berlangsung beberapa menit saja, dan setelah itu sang pimpinan meminta kepada yang dita’arufkan untuk memberikan jawabannya dalam tempo waktu yang amat singkat, satu atau dua minggu saja.
Tentu, dalam mencari pasangan hidup tidak semua orang akan mau diatur dengan aturan seperti ini. Cara seperti ini dinilai kurang bisa mendekatkan antar calon pasangan yang seharusnya saling mengenal satu sama lain sebelum menapak ke gerbang pernikahan. Mereka berpendapat, dengan saling mengenal satu sama lain inilah diharapkan segala problema yang terjadi saat menikah nanti dapat dilampaui dengan baik karena keduanya sudah tahu sifat dan karakternya masing-masing.
Karena alasan inilah, banyak dari kita memilih untuk melirik budaya pacaran yang biasa dilakukan oleh masyarakat bebas. Memang, tidak semua mutlak meniru gaya pacaran mereka: kencan di malam minggu, bergandengan tangan, berpelukan dan sebagainya. Gaya pacaran hanya sebatas via sms, FB atau mungkin hanya telpon-telponan saja tanpa pernah ketemuan kecuali bertemu secara tidak sengaja (atau mungkin malah disengaja) dalam acara-acara semisal pengajian, seminar dan sebagainya. Alasan mereka hanyalah untuk lebih mengenal saja, agar nantinya ketika sudah mantap berumah tangga si calon pasangan sudah tahu siapa dan bagaimana calon pasangannya.
Lalu apakah melalui proses mengenal satu sama lain sebelum menjejaki bahtera rumah tangga ini bisa menjadi jaminan bahwa kelak rumah tangganya akan lebih harmonis? Jawabannya, jelas belum tentu. Jika alasan mereka karena takut terjadi perceraian lantaran belum mengenal sebelumnya, toh di luar sana banyak kasus yang bertahun-tahun pacaran tetapi baru beberapa bulan menikah justru sudah cerai. Pada faktanya, banyak hal dari mereka yang justru baru terbuka ketika sudah menikah. Sebelum menikah, yang ditunjukkan hanyalah yang baik-baik saja sementara yang buruk-buruk justru disembunyikan. Karena ketidakterusterangan inilah yang kemudian memunculkan prahara saat sudah mengikat janji setia dalam mahligai pernikahan.
Sebetulnya, apa yang selama ini mereka khawatirkan-takut jika nanti terjadi perceraian jika menikah dengan orang yang tidak dikenali sebelumnya-tidak sepenuhnya terbukti. Toh, banyak pasangan yang tidak kenal sebelumnya justru sampai sekarang adem ayem. Padahal mereka ini hanya tukar foto dan profil, lalu dipertemukan sekali untuk dita’arufkan dengan didampingi pimpinan/ murabbi/ guru ngaji. Setelah memberikan jawabannya untuk melanjutkan ke jenjang pernikahan, mereka juga tidak saling bertukar sapa hingga ijab qobul tiba.
Lalu, apa yang menjadikan pernikahan mereka bertahan hingga kini? Padahal, mereka tidak pacaran sebelumnya, atau paling tidak ta’aruf dulu lewat sms, FB, dan sebagainya sebelum nanti memutuskan untuk menikah?
Menikah karena Allah
Yah, karena mereka menikah karena Allah. Karena Allah-lah, mereka menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah dan apapun keputusan-Nya pastilah yang terbaik untuknya. Dengan kemantapan hati lewat istikharoh dan kemudiantawakal’alallah mereka yakin sepenuhnya atas pilihan Allah tersebut. Dengan keyakinannya akan firman-Nya yang artinya,
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)…” [QS. An-Nuur [24] : 26]
Mereka yakin jika seseorang yang akan bersamanya kelak adalah orang yang mempunyai tujuan sama yakni sama-sama berjalan di jalan yang diridhai Allah. Jika tidak, Allah pasti akan menjauhkan mereka dan mengganti dengan yang lebih baik. Dari ayat diatas sudah jelas bahwa Allah tidak mungkin menjodohkan mereka dengan orang yang senang berbuat maksiat sedang mereka sendiri sangat menjauhi segala perbuatan maksiat.
Lagipula, yang mempertemukan mereka adalah pimpinan di tempat ngajinya. Seorang pemimpin pastilah akan bertanggung jawab penuh dalam menjodohkan murid/ anggotanya dengan anggotanya yang lain.
Biarpun tidak saling bertukar sapa (kecuali saat dipertemukan bersama pimpinan), toh mereka bisa bertanya tentang bagaimana ia lewat pimpinan yang mempertemukan tersebut atau sumber yang bisa dipercaya lainnya. Di samping itu, saat dipertemukan bersama pimpinan, mereka juga bisa mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai pertimbangan saat memberikan jawaban apakah akan berlanjut (ke jenjang pernikahan) atau tidak.
Lalu, bagaimana jika mereka belum menaruh hati dengan si calon pasangannya? Bagaimana pula jika sudah menikah nanti, mereka tak jua bisa mencintai pasangannya? Tak perlu risau, karena Allah berjanji akan menumbuhkan cinta dan kasih sayang dalam pernikahan selama pernikahan tersebut didasari atas kecintaan kepada-Nya. Sebagaimana firman-Nya yang artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” [QS. Ar Ruum [30] : 21]
Inilah yang membuat pernikahan mereka justru bertahan hingga sekarang. Setidaknya anggapan bahwa untuk menikah si calon pasangan seharusnya melakukan pendekatan untuk saling mengenal satu sama lain terlebih dahulu (baca: pacaran) mutlak tidak terbukti. Bagaimanapun, pacaran dari sisi apapun tak ada manfaatnya, kecuali bagi orang-orang yang ogah dituntun dalam syariat Islam. Lalu bagaimana dengan “ta’aruf” sendiri?
“Ta’aruf”!?
Penulis memang sengaja memberi tanda kutip pada kata “ta’aruf” diatas. Ta’aruf pada arti umum adalah perkenalan. Ta’aruf sendiri lebih dikenal sebagai proses saling mengenal antara laki-laki dan perempuan sebelum menikah. Proses ini tidak sama dengan pacaran. Prosesnya selalu dimediasi oleh perwakilan dari kedua belah pihak (pimpinan, guru ngaji, atau juga orangtua).
Namun sayangnya, kata “ta’aruf” disini seringkali disalahgunakan. Banyak ikhwan abal-abal yang mendekati para akhwat dengan kedok “ta’aruf”. Si ikhwan gadungan ini mencoba ber-”ta’aruf”-an dengan si akhwat tanpa melibatkan satupun perantara diantara mereka. Mulanya PDKT terlebih dahulu lewat sms dengan bertanya sesuatu yang penting-penting dulu (walaupun sebetulnya hanya dipenting-pentingkan), semisal tanya tugas kampus, seputar amanah di organisasi kampus dan sebagainya. Lalu, mengambil hati si akhwat dengan rutin mengirimkan sms tausiah, rajin membangunkan shalat malam (walaupun setelah sms kembali tidur lagi), mengingatkan untuk segera shalat (sedang dia sendiri malah asyik main game) dan hal-hal baik lainnya agar si akhwat pujaan bisa jatuh hati dengannya.
Tanpa disadari, obrolan mereka (masih lewat sms) mengarah ke hal pribadi. Sikap terbukanya si akhwat ini membuat si ikhwan semakin berani untuk sekadar bertanya, “Sudah makan belum?” lalu ditambah dengan kalimat yang bernada mengingatkan dan sarat dengan perhatian, “Cepat makan sana! Nanti sakit loh!”
Saking asyiknya smsan, obrolan dua insan berbeda gender ini kemudian melebar hingga telpon-telponan. Mengingat mereka ini tidak rumongso (merasa) pacaran melainkan hanya ber-”ta’aruf”-an, maka yang diobrolkanpun juga ada bau-bau agama semacam isian tausiah dari kajian yang baru saja diikuti dan sebagainya.
Coba kita telaah apa yang penulis tulis diatas. Memang, dari kata yang digunakan jelas sangat berbeda dengan pacaran. Apalagi bagi sebagian orang memandang, kata “ta’aruf” ini lebih terlihat “Islami”. Tetapi, betulkah “ta’aruf” seperti yang tersebut diatas adalah sesuai dengan tuntunan Islam?
Jika ada seorang ikhwan mendekati akhwat tanpa ada perantara diantara mereka, maka yang jadi pertanyaan sekarang, siapa yang ketiga di antara mereka? Asyik smsan, telpon-telponan tanpa ada yang ketiga diantara mereka (selain syaitan), bukankah ini namanya taqrobuzzina?
Entah itu “ta’aruf” (masih dalam tanda kutip), pacaran atau apapun namanya jika mengarahnya ke taqrobuzzina, bukankah kita sebagai orang beriman dilarang oleh Allah mendekati zina? Ta’aruf yang aman adalah melibatkan perantara entah pimpinan, murabbi atau guru ngaji. Tidak perlu risau, meskipun tak mengenal sebelumnya. Toh, proses perkenalan yang nanti mengarah ke gerbang pernikahan ini selalu dilakukan bersama perantara yang InsyaAllah akan terjauhkan dari kemaksiatan.
Tak perlu juga malu, jika banyak yang mengatakan cara seperti itu adalah cara yang sudah kuno. Dan jangan mudah goyah, jika mereka juga mengatakan bahwa yang modern adalah dengan pacaran dulu. Biarlah mereka mengatakan kuno atau tidak modern atau mungkin ada juga yang mengatakan tidak “laku” (karena tidak punya pacar), toh Allah tidak melihat hamba-Nya dari kacamata kuno, tidak modern atau tidak laku, karena Dia hanya melihat hamba-Nya lewat ketakwaannya.
Sayangnya, banyak penulis jumpai, mereka yang awalnya melibatkan perantara, setelah dita’arufkan dengan seseorang-yang kemudian menjadi calon pasangannya-justru saling berhubungan satu sama lain tanpa ada lagi perantara diantara mereka. Mungkin, sebagian orang berpendapat, “Dia kan calonnya. Toh, nanti dia akan jadi suami/istrinya.” Tetapi, bukankah itu baru calon? Suatu waktu bisa saja berubah jika Allah menghendaki yang lain bukan? Jika ada sesuatu yang penting untuk dibicarakan, alangkah lebih amannya untuk selalu melibatkan perantara agar terjauhkan dari segala bentuk kemaksiatan. Semoga bermanfaat.

Kamis, 01 Februari 2018

TRANSMISI, TEKNIK TEGANGAN TINGGI



BAB I
PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang

Tenaga listrik dibangkitkan pada dalam pusat-pusat pembangkit listrik (power plant) seperti PLTA, PLTU, PLTG, dan PLTD lalu disalurkan melalui saluran transmisi setelah terlebih dahulu dinaikkan tegangannya oleh transformator step-upyang ada dipusat listrik. Saluran transmisi tegangan tinggi mempunyai tegangan 70kV, 150kV, atau 500kV. Khusus untuk tegangan 500kV dalam praktek saat ini disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. Setelah tenaga listrik disalurkan, maka sampailah tegangan listrik ke gardu induk (G1), lalu diturunkan tegangannya menggunakan transformator step-downmenjadi tegangan menengah yang juga disebut sebagai tegangan distribusi primer. Kecenderungan saat ini menunjukan bahwa tegangan distribusi primer PLN yang berkembang adalah tegangan 20kV. Setelah tenaga listrik disalurkan melalui jaringan distribusi primer atau jaringan Tegangan Menengah (JTM), maka tenaga listrik kemudian diturunkan lagi tegangannya dalam gardu-gardu distribusi menjadi tegangan rendah, yaitu tegangan 380/220 volt,lalu disalurkan melalui jaringan Tegangan Rendah (JTR) ke rumah-rumah pelanggan (konsumen) PLN. Pelangganpelanggan dengan daya tersambung besar tidak dapat dihubungkan pada Jaringan Tegangan Rendah, melainkan dihubungkan langsung pada jaringan tegangan Transmission of Electrical Energy  3 menengah, bahkan ada pula pelanggan yang terhubung pada jaringan transmisi, tergantung dari besarnya daya tersambung.

Setelah melalui jaringan Tegangan menengah, jaringan tegangan rendah dan sambungan Rumah (SR), maka tenaga listrik selanjutnya melalui alat pembatas daya dan kWh meter. Rekening listrik pelanggan tergantung pada besarnya daya tersambung serta pemakaian kWh nya. Setelah melalui kWh meter, tenaga listrik lalu memasuki instalasi rumah,yaitu instalasi milik pelanggan. Instalasi PLN umumnya hanya sampai pada kWh meter, sesudah kWh meter instalasi listrik umumnya adalah instalasi milik pelanggan. Dalam instalasi pelanggan, tenaga listrik langsung masuk ke alat-alat listrik milik pelanggan seperti lampu, kulkas, televisi, dam lain-lain. Pada makalah ini akan dibahas sistem transmisi tenaga listrik.

B.       Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.         Untuk mengetahui pengertian sistem tenaga listrik secara umum.
2.         Untuk mengetahui sistem transmisi tenaga listrik secara khusus.
3.         Untuk mengetahui saluran transmisi tenaga listrik beserta komponen- komponennya.





BAB II
PEMBAHASAN


A.      Pengertian Sistem Tenaga Listrik

Secara umum sistem tenaga listrik terdiri dari :
1. Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant)
Yaitu tempat energi listrik pertama kalidibangkitkan, dimana terdapat turbin sebagai penggerak mula (Prime Mover) dan generator yang membangkitkan listrik. Biasanya dipusat pembangkit listrik jugaterdapat gardu induk. Peralatan utama pada gardu induk antara lain : transformer, yang berfungsi untuk menaikan tegangan generator (11,5 kV) menjadi tegangan transmisi /tegangan tinggi (150kV) dan juga peralatan pengaman dan pengatur. Jenis pusat pembangkit yang umum antara lain PLTA (pembangkit Listrik Tenaga Air), PLTU (Pusat Listrik Tenaga Uap), PLTG (Pusat Listrik Tenaga Gas), PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir).

2. Transmisi Tenaga Listrik
Merupakan proses penyaluran tenaga listrikdari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.

3. Sistem Distribusi
Merupakan subsistem tersendiri yang terdiri dari : Pusat Pengatur (Distribution Control Center, DCC), saluran tegangan menengah (6kV dan 20kV, yang juga biasa disebut tegangan distribusi primer) yang merupakan saluran udara atau kabel tanah, gardu distribusi tegangan menengah yang terdiri dari panel-panel pengatur tegangan menengah dan trafo sampai dengan panel-panel distribusi tegangan rendah (380V, 220V) yang menghasilkan tegangan kerja/ tegangan jala-jala untuk industri dan konsumen.

B.  Pengertian Transmisi Tenaga Listrik

Transmisi tenaga listrik merupakan prosespenyaluran tenaga listrik dari tempat
pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distributionsehingga dapat disalurkan sampai pada konsumerpengguna listrik melalui suatu bahan konduktor.

 















Gambar 1. Diagram Blok Umum Sistem Tenaga Listrik

Gambar diatas menunjukkan blok diagram dasar dari sistem transmisi dan distribusi tenaga listrik. Yang terdiri dari dua stasiun pembangkit (generating station) G1 dan G2, beberapa substation yaitu hubungan antar substation (interconnecting substation) dan untuk bagian komersial perumahan (commercial residential), dan industrial loads. Transmisiberada pada bagian yang diberi arsir tebal. Fungsi dari bagian transmission substationmenyediakan servis untuk merubah dalam menaikan dan menurunkan tegangan pada saluran tegangan yang ditransmisikan serta meliputi regulasi tegangan.

Standarisasi range tegangan internasional yaitu 345 kV hingga 765 kV untuk Saluran tegangan Ekstra Tinggidan 115 kV hingga 230 kV untuk saluran tegangan Tinggi. Standarisasi tegangan Transmisi listrik di Indonesia adalah 500 kV untuk Saluran ekstra Tinggi dan 150 kV untuk saluran Tegangan tinggi. Pada sistem tenaga listrik, jarak antara pembangkit dengan beban yang cukup jauh, akan menimbulkan adanya penurunan kualitas tegangan yang diakibatkan oleh rugirugi pada jaringan. Sehingga dibutuhkan suatu peralatan untuk memperbaiki kualitas tegangan dan diletakkan pada saluran yang mengalami drop tegangan. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai pemelihara kestabilan kondisisteady state dan dinamika voltase dalam batasan yang sudah ditentukan pada jaringan transmisi berjarak jauh dan berbeban tinggi (heavilyloaded). Synchronous Condenser, sebagai generator pensuplay arus gangguan, dan transformer dengan taps yaang variabel, Ini  adalah jenis khusus transformator listrikyang dapat menambah atau mengurangi powered gulungan kawat, sehingga meningkatkan atau menurunkan medan magnet dan tegangan keluaran dari transformator.

Distribution Substation, pada bagian ini merubah tegangan aliran listrik dari tegangan medium menjadi tegangan rendah dengan transformator step-down, dimana memiliki tap otomatis dan memiliki kemampuan untuk regulator tegangan rendah.
Tegangan rendah meliputi rentangan dari 120/240V single phase sampai 600V, 3 phase. Bagian ini melayani perumahan, komersial dan institusi serta industri kecil. Interconnecting substation, pada bagian ini untuk melayani sambungan percabangan transmisi dengan power tegangan yang berbeda serta untuk menambah kestabilan pada keseluruhan jaringan. Setiap substation selalu memiliki Circuit Breakers, Fuses, lightning arresters untuk pengaman peralatan. Antara lain denganpenambahan kontrol peralatan, pengukuran, switching, pada setiap bagian substation. Energi listrik yang di transmisikan didisain untuk Extra-high Voltage (EHV), High Voltage (HV), Medium Voltage (MV), dan Low Voltage (LV).

Kategori sistem distribusi listrik dibagi menjadi 2, yaitu :
1.  Sistem Transmisi, dimana saluran tegangan antara 115kV sampai 800kV
2.  Sistem Distribusi, dimana rentangan tegangan antara 120V sampai 69kV.
Distribusi listrik ini di bagi lagi menjadi tegangan menengah (2,4kV sampai 69kV) dan tegangan rendah (120V sampai 600V).

C.       Saluran Transmisi

Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik. Tenagalistrik di transmisikan oleh suatu bahan konduktor yang mengalirkan tipe Saluran Transmisi Listrik . Penyaluran tenaga listrik pada transmisi menggunakan arus bolak-balik (AC) ataupun juga dengan arus searah (DC). Penggunaan arus bolak-balik yaitu dengan sistem tiga-fasa atau dengan empat-fasa.

Gambar 2. Sistem tiga-fasadan sistem empat-fasa.

Saluran Transmisi dengan menggunakan sistem arus bolak-balik tiga fasa merupakan sistem yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :
·           Mudah pembangkitannya
·           Mudah pengubahan tegangannya
·           Dapat menghasilkan medan magnet putar
·           Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya konstan.

1.        Kategori Saluran transmisi

Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi dibagi menjadi duakategori, yaitu
a.         Saluran Udara (Overhead Lines)
Sakuran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kawat-kawat yang digantung pada isolator antara menara atau tiang transmisi. Keuntungan dari saluran transmisi udara antara lain :
1.  Mudah dalam perbaikan
2.  mudah dalam perawatan
3.  mudah dalam mengetahui letak gangguan
4.  Lebih murah
Kerugian :
1.  karena berada diruang terbuka, maka cuaca sangat berpengaruh terhadap kehandalannya, dengan kata lain mudah terjadi gangguan dari luar, seperti gangguan hubungan singkat, gangguan tegangan bila tersambar petir, dan gangguan lainnya.
2.  dari segi estetika/keindahan kurang, sehungga saluran transmisi bukan pilihan yang ideal untuk transmisi di dalam kota.

b.    Saluran kabel bawah tanah (underground cable)
Saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah. Kategori saluran seperti ini adalah favorit untuk pemasangan didalam kota, karena berada didalam tanah maka tidak mengganggu keindahan kota dan juga tidak mudah terjadi gangguan akibat kondisi cuaca atau kondisi alam. Namun tetap memiliki kekurangan, antara lain mahal dalam instalasi dan investasi serta sulitnya menentukan titik gangguan dan perbaikkannya.

c. Saluran Isolasi Gas
Saluran Isolasi Gas (Gas Insulated Line/GIL) adalah Saluran yang diisolasi dengan gas, misalnya: gas SF6, seperti gambar Karena mahal dan resiko terhadap lingkungan sangat tinggi maka saluran ini jarang digunakan.


2.    Klasifikasi Saluran Transmisi Berdasarkan Tegangan

Transmisi tenaga listrik sebenarnya tidak hanya penyaluran energi listrik dengan menggunakan tegangan tinggi dan melalui saluran udara (overhead line), namun transmisi adalah proses penyaluran energilistrik dari satu tempat ke tempat lainnya, yang besaran tegangannya adalah Tegangan Ultra Tinggi (UHV), Tegangan Ekstra Tinggi (EHV), Tegangan Tinggi (HV), Tegangan Menengah  (MHV), dan Tegangan Rendah (LV). Sedangkan Transmisi Tegangan Tinggi adalah berfungsi menyalurkan energi listrik dari satu substation (gardu) induk ke gardu induk lainnya. Terdiri dari konduktor yang direntangkan antara tiang (tower) melalui isolator, dengan sistem tegangan tinggi. Standar tegangan tinggi yang berlaku diindonesia adalah 30kV, 70kV dan 150kV.

Ditinjau dari klasifikasi tegangannya, transmisi listrik dibagi menjadi :

1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
Pada umumnya saluran transmisi di Indonesia digunakan pada pembangkit dengan kapasitas 500 kV. Dimana tujuannyaadalah agar drop tegangan dari penampang kawat dapat direduksi secara maksimal, sehingga diperoleh operasional yang efektif dan efisien. Akan tetapi terdapat permasalahan mendasar dalam pembangunan SUTET ialah konstruksi tiang (tower) yang besar dan tinggi, memerlukan tanah yang luas, memerlukan isolator yang banyak, sehingga memerlukan biaya besar. Masalah lain yang timbul dalam pembangunan SUTET adalah masalah sosial, yang akhirnya berdampak pada masalah pembiayaan.



2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV
Pada saluran transmisi ini memiliki tegangan operasi antara 30kV sampai 150kV. Konfigurasi jaringan pada umumnya single atau doble sirkuit, dimana 1 sirkuit terdiri dari 3 phasa dengan 3 atau 4 kawat.Biasanya hanya 3 kawat dan penghantar netralnya diganti oleh tanah sebagai saluran kembali. Apabila kapasitas daya yang disalurkan besar,maka penghantar pada masing-masing phasa terdiri dari dua atau empat kawat (Double atau Qudrapole) dan Berkas konduktor disebut Bundle Conductor. Jarak terjauh yang paling efektif dari Transmission of Electrical Energy  11saluran transmisi ini ialah 100km. Jika jarak transmisi lebih dari 100 km maka tegangan jatuh (drop voltaje) terlalu besar, sehingga tegangan diujung transmisi menjadi rendah.

3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV
Saluran transmisi ini menggunakan kabel bawah tanah, dengan alasan beberapa pertimbangan:
a. Ditengah kota besar tidak memungkinkan dipasang SUTT, karena sangat sulit mendapatkan tanah untuk tapak tower.
b.  Untuk Ruang Bebas juga sangat sulitdan pasti timbul protes dari masyarakat, karena padat bangunan dan banyak gedung-gedung tinggi.
c.  Pertimbangan keamanan dan estetika.
d.  Adanya permintaan dan pertumbuhan beban yang sangat tinggi.


D.      Komponen Saluran Transmisi Tenaga Listrik

Saluran transmisi tenaga listrik terdiri atas konduktor, isolator, dan infrastruktur tiang penyangga.

1. Konduktor
Kawat dengan bahan konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi selalu tanpa pelindung/isolasi kawat. Ini hanya kawat berbahan tembaga atau alumunium dengan inti baja (steel-reinforced alumunium cable/ACSR) telanjang besar yang terbentang untuk mengalirkan arus listrik.



2. Isolator
Isolator pada sistem transmisi tenagalistrik disni berfungsi untuk penahan bagian konduktor terhadap ground. Isolatordisini bisanya terbuat dari bahan porseline, tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini. Bahan isolator harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus dan memiliki ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah breakdown pada tekanan listriktegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi tersebut. Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban konduktor.

3. Konstruksi Saluran Tiang Penyangga
Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi antar kawat penghantar. Dan untuk menyanggah/merentangkan kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut menara/tower. Antar menra/tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh isolator.

Konstruksi tower besi baja merupakan jenis konstruksi saluran transmisi tegangan tinggi (SUTT) ataupun saluran transmisi tegangan ekstra tinggi (SUTET yang paling banyak digunakan di jaringan PLN, karena mudah dirakit terutama untuk pemasangan didaerah pegunungan dan jauh dari jalan raya, harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan penggunaan saluran bawah tanah serta pemeliharaannya yang mudah. Namun demikian perlu pengawasan yang intensif, karena besi-besinya rawan terhadap pencurian, dimana pencurian besi-besi baja padamenara/tower listrik mengakibatkan menara/tower listrik tersebut roboh sehingga penyaluran listrik ke konsumen pun terganggu.
Transmission of Electrical Energy  15
Suatu menara/ tower listrik harus kuat terhadap beban yang bekerja, antara lain
-  Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan)
-  Gaya tarik akibat rentangan kawat
-  Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun badan tower.



BAB III
PENUTUP


A.      Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab II, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1.        Sistem tenaga listrik terdiri dari Pusat Pembangkit Listrik (Power Plant), Transmisi Tenaga Listrik dan Sistem Distribusi.

2.        Transmisi tenaga listrik merupakan proses penyaluran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik (Power Plant) hingga substation distributionsehingga dapat disalurkan sampai pada konsumerpengguna listrik melalui suatu bahan konduktor.

3.        Saluran Transmisi merupakan media yang digunakan untuk mentransmisikan tenaga listrik dari Generator Station/ Pembangkit Listrik sampai distribution station hingga sampai pada konsumer pengguna listrik.

4.  Saluran transmisi tenaga listrik terdiri atas konduktor, isolator, dan infrastruktur tiang penyangga.


B.       Saran

Diharapkan adanya kritik dan saran atas hasil penulisan makalah ini agar pada penulisan selanjutnya dapat mengurangi kesalahan.






Daftar Pustaka


  William.D.Stevenson, Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi 4
  Aslimeri,dkk, Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 2
  http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener33a.html
  http://dunia-listrik.blogspot.com/
  www.google.co.idsearching “Transmisi Tenaga Listrik”
  http://my.opera.com/rommye/blog/show.dml/6820871
  http://image.made-inchina.com/2f0j00TMnaDQOJCtiN/Conductor.jpg
  http://www.myinsulators.com/acw/bookref/insulator/cottonfig10.11.jpg
  http://www.djlpe.esdm.go.id