Halo, aku adalah seseorang yang telah beranjak dewasa, yang memiliki keluarga yang sangat baiiik sekali, aku sangat bersyukur dan sangat beruntung, yah meskipun tak sempurna… Tidak ada yang sempurna bukan?
Aku ingin menulis secuil cerita masa kecilku yang kurasa adalah salah satu masa yang membahagiakan dalam hidup. Aku menulisnya karna aku takut suatu saat kenangan itu akan hilang termakan usia. Agar suatu saat, aku bisa membacanya kembali.
Sebenarnya aku tak tau harus mulai darimana, hanya saja aku akan menuliskan apa saja hal menyenangkan yang aku ingat. Yah semuanya menyenangkan, hampir tidak ada kesedihan yang aku rasakan waktu kecil, selain tangisan hanya sekedar karena ditinggal ibu pergi belanja atau rasa bosan menunggu ayah pulang kerja.
Aku lahir dari keluarga yang sangat sederhana, aku adalah anak pertama mereka, kedua orang tuaku. Aku paling suka digendong dipundak ayahku, tiba tiba ia jongkok dan bediri lagi membuat aku tertawa sekaligus membuat aku deg deg an karena takut jatuh, betapa kecilnya aku waktu itu, tapi aku ingat. Aku suka berdiri di kakinya yang besar, mengikuti ia berjalan sambil memeluknya. Aku juga paling suka mendengar cerita nya saat aku menjelang akan tidur, ia paling sering menceritakan kisah para nabi, bahkan sampai sekarang aku masih ingat ceritanya.
Ia selalu menuruti apapun yang aku inginkan, ketika aku lelah karena kecapaian main seharian, ia memijiti kaki dan tanganku sebelum tidur, agar aku tidur nyenyak. Aku tidak pernah merasa kekurangan sedikitpun. Bukan hal hal besar yang mereka beri, tapi itu lebih dari cukup.
Waktu kecil aku suka dibelikan boneka boneka kecil lucu ketika pergi ke pameran. Hingga menjadi banyak sekali. Aku paling suka diajak ke pameran bersama mereka, jalan kaki, malam malam bersama ibu dan ayah, bermain kuda kudaan dan pulang membawa oleh oleh harum manis kesukaanku dulu.
Ibuku, adalah seseorang yang paling memperhatikanku. Ia yang selalu membangunkanku waktu tidur, memandikanku, menyiapkan dan memakaikan aku pakaian yang baik. Memasak, menyediakan makanan, hingga menyuapiku waktu kecil. Aku adalah anak kecil yang sedikit susah makan saat itu, aku tidak suka makan dan tidak suka sayur. Hampir setiap saat ibu menyuapiku. Ia menyuapiku sambil aku lari lari menonton film kesukaanku, kembali disuapi, kembali lari lari menonton tv, mengajak ia menyanyi sampil tepuk tepuk tangan, ya, tanganku dan tangannya sambil menyanyikan lagu, hingga makanan yang aku makan habis.
Pernah suatu hari aku tidak ingin menghabiskan makanan, lalu ia berkata, “yaudah 3 kali lagi”. Lalu aku mengangguk dan menerima suapannya sambil mengitung, 1, sambil main, makan lagi, 2, main lagi, 3, aku bilang “sudah”, ia berkata, “kurang satu lagi, kan ibu menghitungnya dari tiga, 3, 2, 1, 0, 0 nya belum”. Dan aku mengangguk dan merima suapan terakhir. Yah, ada saja caranya agar aku mau makan.
Ia selalu mengantarkan aku ke sekolah TK naik sepeda setiap hari. Aku yang selalu susah bangun dan datang terlambat hampir setiap hari. Tapi ia tidak pernah marah.
Hal yang paling suka waktu kecil adalah bermain. Bermain bersama teman temanku sepulang sekolah dan di hari minggu. Aku punya teman masa kecil yang baik dan menyenangkan. Hampir setiap hari aku bersama mereka. Kebanyakan teman teman masa kecilku adalah laki laki. Sehingga aku lebih sering bermain permainan laki laki, main kelereng, layang layang, main di sawah dan di kebun.
Ayahku terkadang membelikan aku mainan. Tapi yang paling membuat aku terkesan dan teringat adalah ketika ia membuatkanku mobil mobilan besar dari kayu, semuanya dari kayu bahkan hingga roda rodanya. Ia membuatkanku layangan yang sangat besar, bisa disebut layangan sendaren di sini. Layangan itu besar sekali dan bisa berbunyi. Aku belum bisa main layangan waktu itu, ia yang menerbangkannya, saat sudah terbang tinggi, sesekali ia memberikan benangnya, membiarkanku memeganggannya, ada rasa senang sekaligus takut, takut layang layangnya akan jatuh.
Baiklah, sampai di sini dulu cerita yang tak ada alur ini. Kalau ada waktu akan aku lanjutkan, hehe…
Rabu, 18 November 2020
Secuil Cerita Masa Kecilku
Selasa, 28 April 2020
Kumpulan Puisi Oleh Annisa Rizka Amalia
2020
Bumi tak seperti biasanya,
Ia sedang kelelahan,
Menopang manusia-manusia serakah tanpa henti,
Ia mulai putus asa.
Lalu, ia pun berdoa kepada Tuhan,
"Wahai Tuhan, aku ingin istirahat",
Kata bumi kepada Tuhan,
"Baiklah", Tuhanpun mengabulkan.
Di atas tanah gersang, di bawah langit abu-abu,
Kini hampir semua terhenti,
Manusia-manusia serakah itu tidak bisa berbuat apa apa,
Merenungi diri, "apa yang sudah saya lakukan?!"
Minta maaflah pada bumi.
Ini tidak akan berhenti, sampai pada akhirnya bumi memaafkan,
Satu hal yang membuat bumi kembali baik adalah "kesadaran".
Sadarlah, kau tak lebih tinggi dari pohon-pohon ciptaanNya,
Gedung-gedungmu tak lebih tinggi dari langit di angkasa,
Sadarlah, bahwa kau hanya manusia-manusia kecil,
Yang akan berguna, jika kau peduli sesama.
Atas kesadaran, semua akan membaik,
Sedikit demi sedikit, tanah mulai subur,
Tumbuhan menghijau, langit kembali biru,
Itu tandanya, bumi telah memafkan.
Hingga, semua akan kembali pulih, seperti biasanya.
Annisarzkaa, 2020
TONG KOSONG
Hilang..
Adalah keinginannya sejak lama.
Wajah lusuh, mata sayu, menemani hari-harinya.
Tidur..
Adalah hal yang ia sukai.
Membuatnya lupa,
Hal-hal gelap yang pernah ia lalui.
Ibu..
Benaknya terhadap sosok itu,
Membuat dia bertahan.
Manusia yang kau kenal manis itu,
Sesungguhnya ia telah tiada.
Raganya hidup, tapi jiwanya bagai di telan bumi.
Ia tersenyum, tertawa.
Tetapi, tidak dengan hatinya.
Ada titik hitam yang tak pernah hilang.
Ia takut sepi, tapi yang lain tak berarti.
@annisarzkaa (2020)
Bumi tak seperti biasanya,
Ia sedang kelelahan,
Menopang manusia-manusia serakah tanpa henti,
Ia mulai putus asa.
Lalu, ia pun berdoa kepada Tuhan,
"Wahai Tuhan, aku ingin istirahat",
Kata bumi kepada Tuhan,
"Baiklah", Tuhanpun mengabulkan.
Di atas tanah gersang, di bawah langit abu-abu,
Kini hampir semua terhenti,
Manusia-manusia serakah itu tidak bisa berbuat apa apa,
Merenungi diri, "apa yang sudah saya lakukan?!"
Minta maaflah pada bumi.
Ini tidak akan berhenti, sampai pada akhirnya bumi memaafkan,
Satu hal yang membuat bumi kembali baik adalah "kesadaran".
Sadarlah, kau tak lebih tinggi dari pohon-pohon ciptaanNya,
Gedung-gedungmu tak lebih tinggi dari langit di angkasa,
Sadarlah, bahwa kau hanya manusia-manusia kecil,
Yang akan berguna, jika kau peduli sesama.
Atas kesadaran, semua akan membaik,
Sedikit demi sedikit, tanah mulai subur,
Tumbuhan menghijau, langit kembali biru,
Itu tandanya, bumi telah memafkan.
Hingga, semua akan kembali pulih, seperti biasanya.
Annisarzkaa, 2020
TONG KOSONG
Hilang..
Adalah keinginannya sejak lama.
Wajah lusuh, mata sayu, menemani hari-harinya.
Tidur..
Adalah hal yang ia sukai.
Membuatnya lupa,
Hal-hal gelap yang pernah ia lalui.
Ibu..
Benaknya terhadap sosok itu,
Membuat dia bertahan.
Manusia yang kau kenal manis itu,
Sesungguhnya ia telah tiada.
Raganya hidup, tapi jiwanya bagai di telan bumi.
Ia tersenyum, tertawa.
Tetapi, tidak dengan hatinya.
Ada titik hitam yang tak pernah hilang.
Ia takut sepi, tapi yang lain tak berarti.
@annisarzkaa (2020)
Langganan:
Postingan (Atom)