Catatan Penelitian Tugas Akhir
By: Annisa Rizka Amalia
Assalamualaikum Wr.Wb.
Penelitian
yang berjudul "Karakteristik Termal (DTA/TGA) dan Konduktivitas Termal
Cordierite Berbasis Silika Sekam Padi Akibat Penambahann MgO (0, 10, 15%)
dimulai pada bulan November 2015. Pembimbing penelitian yang saya pilih adalah
pembimbing yang sama dengan pembimbing Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian
(PKM-P) yang saya kerjakan, beliau merupakan dosen dan salah satu Profesor di
Fakultas MIPA, Jurusan Fisika, Unila, yaitu Prof. Simon Sembiring, Ph.D sebagai
pembimbing 1. Untuk pembimbing 2 adalah Prof. Wasinton Simanjuntak, Ph.D,
beliau merupakan dosen dan salah satu Profesor di Fakultas MIPA, jurusaan
kimia. Beliau dari jurusan kimia dikarenakan konsentrasi yang saya ambil adalah
Fisika Material.
Hal
pertama yang saya lakukan adalah mencari referensi terrkait mengenai penelitian
tersebut. Karena penelitian inilah hampir ratusan jurnal internasional sudah
saya baca dan kemampuan bahasa asing khususnya bahasa inggris saya menjadi
lebih baik. Website yang sering saya buka untuk membaca jurnal adalah Science
Direct melalui Library Genesis. Penelitian yang saya lakukan merupakan
penelitian yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Sudah ada, namun jelas
memiliki perbedaan.
Setelah
beberapa referensi terkait sudah saya dapatkan kemudian saya memulai melakukan
penelitian tersebut. Bagaimana?
Saya
mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan. Penelitian yang saya lakukan
hampir 90% berada di Laboratorium, sehingga dibutuhkan pengaman ekstra untuk
mengerjakannya, minimal sarung tangan dan masker harus selalu digunakan.
Karena
alat 70% sudah ada di Lab, saya hanya membeli alat yang masih kurang. Untuk
bahan, semua harus dibeli dong, dan harganya ya lumayan menguras kantong. 1 sampai
2 juta, harga 1 bahan. Dan hitung saja bahan yang saya gunakan tidak cukup 1,
hehe. Contohnya seperti bahan Magnesium Oksida dan Alumina masing-masing bahan
skitar 1,5juta.
Untuk
Prosedur lebih jelasnya lihat di skripsi saya saja. Cari aja judul atas itu
nanti ketemu kok.
Setelah
alat dan bahan terkumpul, kami memulai melakukan penelitian dengan membuat
larutan-larutan untuk proses “sol-gel”. Ini adalah kedua kalinya saya melakukan
ini, sebelumnya pernah dilakukan dalam praktikum. Namun keadaan sangat berbeda,
sampel yang saya buat jumlahnya sangat banyak. Jika dalam praktikum hanya membuat
1 kali. Kali ini saya membuat hingga 10x. Perbedaan selanjutnya terletak pada
kehigienisan sampel. Sampel penelitian saya harus dalam kondisi sangat-sangat
bersih agar proses karakterisasi menjadi stabil.
Setiap
penelitian memang tidak harus selalu berhasil. Ya, pertama kali mencoba saya
gagal. Larutan sol yang sudah saya kerjakan hampir setengah hari, ketika
ditetesi larutan HNO3 tidak kunjung berubah menjadi gel. Malam pun
tiba, saya sudah terlalu lelah dan akhirnya memilih pulang. Keesokan harinya larutan tersebut berubah
menjadi gel. Akhirnya saya tau kesalahan terletak pada intensitas pH, diukur
hingga pH 7 dan tidak harus langsung menjadi gel. Akhirnya penelitian pun terus
saya lakukan dan lakukan.
Penelitian
demi penelitian, bulan berganti bulan, hingga akhirnya saya menyelesaikan
penelitian saya di Laboratorium Fisika Material. Tahap selanjutnya saya
melakukan penelitian di Laboratorium Kimia Instrumentasi. Penelitian di lab ini
hanya melakukan penimbangan dan pencetakan agar sampel menjadi bentuk pellet
silinder agar mudah pada pengkarakterisasian pada tahap akhir. Proses
pencetakkan atau pelletisasi tidaklah mudah, kami menggunakan alat press
hidrolik yang harus ditekan dengan beban seberat 5 ton, yang lebih sulit adalah
mengeluarkan sampel pada alat pencetaknya karena sampel tidak boleh retak. Sebenarnya
kami melakukan penelitian di lab berbeda dikarenakan keterbatasan alat pada
laboratorium kami sendiri, sehingga kami perlu mengurus berbagai surat
peminjaman dan pemakaian lab lain disertai dengan pembayaran yang telah
disepakati.
Setelah
itu melakukan pnelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tanjung
Bintang. Hari-hari yang saya lewati untuk mlakukan penelitian ini tidaklah
mudah, saat penelitian di LIPI Tanjung Bintang untuk melakukan proses sintering
(pemanasan pada suhu tinggi), lokasinya cukup jauh dan banyak kendala. Lembaga
tersebut bahkan tidak memiliki cawan (wadah sampel) yang tahan pada suhu
tinggi, karena pemanasan sampel hingga suhu 1250°C. Sehingga kami mencari kesana kemari, karena
hanya cawan alumina yang dapat tahan pada suhu tersebut. Cawan yang ada hanya
dapat dipakai sekali saja, dan akhirnya solusinya adalah kami membeli cawan
biasa namun hanya dapat dipakai sekali, setelah itu retak dan diganti kembali.
Proses pemanasan cukup lama yaitu selama 3 jam, sehingga kami menunggu proses
tersebut.
Namun
saya cukup senang melakukan penelitian di sini dikarenakan kami dapat banyak
belajar lebih banyak dari peneliti lain tentang berbagai macam material,
pengolahan mineral dan proses karakterisasinya. Kami bekerja sama dengan para
teknisi disana dan saling berbagi ilmu dan pengalaman, khususnya tentang
penelitian. Kami pun bertemu dengan teman-teman yang sedang melaksanakn PKL
(Praktik Kerja Lapangan). Sebenarnya LIPI menyediakan fasilitas untuk para
mahasiswa yang ingin melakukan riset di sana, mulai dari pembimbing bahkan
tidak perlu mengeluarkan dana, mulai dari bahan, fasilitas dan proses
karakterisasi semua gratis. Itu adalah bentuk kerjasama dari pihak LIPI, karena
mereka sendiri mendapatkan dana pertahun untuk penelitian. Jika kita melakukan
riset di sana kita bahkan dapat membantu riset mereka. Namun saya memilih untuk
melakukan penelitian sendiri, dikarenakan hasil riset akan murni karya saya
sendiri dan tidak terikat lembaga manapun selain Universitas saya sendiri. Penelitian
yang dilakukan di LIPI ini kurang lebih selama 3 minggu. Setelah seleasi
melakukan penelitian di LIPI Tanjung Bintang, akhirnya kami mndapatkan sampel
yang telah melalui proses sintering.
Sembari
mengerjakan penelitian kami mengerjakan proposal penelitian, saran dari
pembimbing kami yaitu agar melaksanakan seminar usul atau proposal penelitian
setelah kami selesai melakukan penelitian dan mendapatkan hasil. Tujuannya adalah,
karena dalam penelitian tidak selamanya berhasil atau kemungkinan gagal, maka
kami akan melihat hasilnya terlebih dahulu, jika berhasil akan kami lanjutkan. Sehingga
tidak terjadi pengulangan tema jika hasil kami gagal. Referensi yang saya
gunakakan 90% merupakan jurnal dan buku internasional. Hal itu dikarenakan di
Indonesia sendiri hampir tidak ada yang melakukan penelitian yang saya lakukan.
Oleh karena itu menurut saya lebih sulit mengerjakan proposal penelitian
daripada hasil.
Tahap akhir dari penelitian kami adalah proses
karakterisasi. Proses karakterisasi adalah prosesyang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang komposisi, struktur, dan cacat dari suatu
material dengan atau tanpa menimbulkan
kerusakan pada sampel. Karakterisasi yang kami gunakan dalam penelitian ini
adalah X-Ray diffraction (XRD), XRD
merupakan salah satu metode karakterisasi secara kuantitatif dan kualitatif yang mengukur hamburan sinar X dari fasa
kristalin. Sinar X akan menghasilkan
medan elektromagnetik yang akan berinteraksi dengan electron yang ada di permukaan sebuah bahan dengan cara
dihamburkan. Selanjutnya Scanning Electron Microscopy (SEM), merupakan salah satu
jenis metode karakterisasi material yang
dapat mengetahui struktur mikro dari suatu material dengan perbesaran
mencapai 150.000x. Kemudian Differential Thermal Analysis (DTA) dan Thermogravimetry
Analysis (TGA), merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis perbahan sampel
akibat perlakuan termal.
Kami
melakukan karakterisasi tersebut di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN),
serpong sedangkan proses karakterisasi DTA/TGA dilakukan di Institut Teknologi
Sepuluh November (ITS). Sehingga kami melakukan perjalanan ke BATAN untuk
melakukan proses tersebut. Perjalanan yang menghabiskan waktu selama kurang
lebih 1 minggu tersebut memberikan sedikit pengalaman untuk saya, mulai dari
memasuki wilayah ketat LIPI dan akhirnya saya memasuki kawan pengolahan Nuklir
di BATAN. Setelah kami mendapatkan persetujuan untuk melakukan karakterisasi
disana, kami mulai malaksanakannya. Pertama-tama kami melakukan preparasi
sampel. Sebelum melakukan penelitian, pakaian dan keamanan harusah
diperhatikan, sehingga kami menggunakan masker, sarung tangan serta jas lab. Sampel
yang digunakan rata-rata hanya dibutuhkan sekitar 2 sampai 3 mm. Sampel
digunakan ada terdapat bentuk serbuk dan juga pellet. Di tahap awal ini pellet
yang tidak rata juga perlu diratakan terlebih dahulu menggunakan alat,
sehinggga didapatkan hasil yang baik. Selanjutnya dilakukanlah karakterisasi
satu per satu. Kami didampingi oleh peneliti disana dalam mlakukan penelitian
ini. Kami pun banyak belajar dan mendapatkan cukup pengalaman dari sini.
Untuk
proses karakterisasi DTA/TGA kami mengirimkan sampel tersebut via pos karena
lokasi yang cukup jauh. Sekedar informasi untuk melakukan karakterisasi ini
dikenakan biaya sekitar 250 hingga 350 per sampel dan sampel yang kami guanakan
cukup banyak hingga puluhan sampel.
Setelah
kami selesai melakukan karakterisasi, kami hanya menunggu hasilnya saja. Sekitar
hampir 1 bulan, disapatkanlah hasil XRD dan SEM, sehingga kami melakukan
pengamatan lebih lanjut. Hasil yang kami dapatkan pun tidak langsung bisa kami
bahas, kami perlu melakukan pengolahan data menggunakan perhitungan dan program
pula. Ribuan anggka dan data pun kami olah tanpa lelah. Untuk hasil DTA/TGA
cukup lama dikarenakan terdapat kendala yaitu alatnya sedikit eror, sebelumnya
pun kami melakukan karakterisasi di Institu Teknologi Bandung (ITB), namun suhu
yang digunakan tidak mencapai suhu yang kami harapkan yaitu 1200. Karena
terdapat kendala, maka kamipun dipindah lab, dan harus menunggu antrian karena
banyak juga yang melakukan proses tersebut.
Bulan
demi bulan berlalu kami mengerjakan draft dan hasil. Pada akhirnya kami
memperoleh semua data dan kami mengolah
semuanya. Setengah dari hasil itu sudah kami kerjakan, hingga akhirnya
memutuskan untuk melakukan seminar usul karena hasilnya cukup baik.
Pembimbing
1,2 dan penguji saya merupakan Profesor semua, sehingga saya perlu banyak
persiapan untuk menghadapinya. Dan akhirnya semua berjalan dengan baik, seminar
usul, hasil dan ujian kompre hingga saya mendapatkan gelar sarjana.
Salah
satu kendala adalah untuk menyatukan jadwal ketiga dosen tersebut, sehingga
terlalu banyak mengundur waktu. Ternyata susahnya perkuliahan yang saya alami,
seperti begadang mengerjakan laporan hingga pagi, belajar untuk UTS/UAS hingga
larut malam, tak jarang bahkan sering hanya tidur 3 jam, bahkan mengerjakan
laporan menggunakan mesin tik pun sudah saya lalui. Semua itu tidak sebanding
dengan Tugas Akhir yang saya lakukan. Sulitnya menghadapi persoalan diatas
kertas lebih sulit lagi menghadapi pada praktik nyata. Jurusan yang saya ambil
tidak mungkin mndapatkan hasil yang baik tanpa usaha keras, jika di tempat lain
nilai B mungkin cukup rendah, tapi bagi kami nilai B adalah nilai yang bahkan
sulit didapatkan. Oleh karena itu untuk mendapatkan nilai A perlu dilakukan
usaha yang lebih keras lagii.
Sekian
cerita dari saya, jika ada salah saya mohon maaf, pada Tuhan saya mohon ampun. Cerita
ini hanya sebagian kecil dari pengalaman yang saya dapatkan dan kerjakan,
karena jika ditulis lebih rinci akan panjang sekali dan memakan waktu yang
cukup lama.
Wassalamu’alaikum
wr…wb.